Jumat, 14 Desember 2012
Teknik BPA, BPI dan BPR
07.35
No comments
BPA(Business Process Automation)
1.
Problem Analysis.
Adalah cara langsung
requirment analysis. Problem analysis artinya bertanya kepada user dan managers
untuk melakukan identifikasi problem dengan sistem yang sekarang sudah ada dan
menjelaskan penyelesaian permasalahan yang terjadi didalam sistem. Hampir semua
pengguna sistem memiliki ide bagaimana perbaikan dilakukan. Perbaikan proses
dari problem analysis biasanya sedikit dan bersifat incremental. Jenis pebaikan
ini biasanya efektif untuk memperbaiki efisiensi sistem. Tetapi basanya
monetary benefits yang diperoleh tidak besar. Yang jelas adalah perbaikan dari sistem
yang sudah ada.
2.
Root Cause Analys.
Problem analysis bekerja berdasarkan asumsi yang bisa saja valid atau
tidak valid. Umumnya orang selalu membuat kesimpulan sebelum melakukan pemikiran
mengenai sebab dan akibat . Biasanya kesimpulan atau tindakan yang akan dilakukan
adalah mengobati gejala bukan akar permasalahannya. Didalam dunia nyata
permasalahn untuk perbaikan proses
adalah dengan menggunakan root cause. Pemecahan bisa jadi mengobati
gejala, bisa juga akar permasalahan. , tetapi yang jelas tanpa analisa yang
mendalam akan sulit untuk memecahkan permasalahan dan menentukan mana yang
gejala dan mana yang akar permasalahan. Root cause analysis berfokus pada
masalah bukan pada pemecahan masalah.
BPI(Business Process Improvement)
1.
Duration Analysis memerlukan
pembelajaran secara detail proses yang dilakukan didalam sistem yang sekarang
berjalan. Analisis dimulai dengan melihat waktu yang diperlukan secara
rata-rata untuk melakukan business process guna menghasilkan output tertentu.
Lalu menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap
pekerjaan/bagian proses didalam business sehari-hari. Waktu yang diperlukan
untuk mengerjakan suatu bagian pekerjaan kemudian ditotal. Selanjutnya akan
diketahui persentase dari pekerjaan tersebut secara keseluruhan. Dari
perbandingan akan dapat dicari permasalahannya dimana. Karena total dari
masing-masing subproses bisa jadi lebih kecil dari waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Permasalahan ini terjadi karena :
·
Fragmentasi sub-process tidak
baik.
·
Process
integration/parrarelization.
2. Activity-Based
Costing sama dengan analisa biaya dari setiap sub aktifitas. Jika ternyata
biaya untuk menyelesaikan pekerjaan lebih besar dari biaya untuk melaksanakan
seluruh sub proses maka proses tidak dikelola dengan baik.
3.
Informal Benchmarking.
Benchmarking artinya membandingkan bagaimana organisasi lain melakukan business
process agar organisasi dapat bekerja dengan lebih baik. Benchmarking tujuannya
adalah agar dapat memperkenalkan idea bahwa karyawan dapat bekerja dengan lebih
baik dengan cara yang baru yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Informal
Benchmarking adalah istilah dimana karyawan perusahaan berkunjung sebagai
customer untuk perusahaan lain. Misalkan membuat web site untuk universitas,
maka team akan melihat web site bermacam-macam universitas untuk membandingkan
apa yang dilakukan.
BPR (Business Process Reenginering )
BPR artinya merubah cara
bagaimana organisasi beroperasi, yaitu merubah cara bagaimana menjalankan
business dan membuat perubahan besar karena adanya ide dan teknologi yang baru.
Adapun tehnik yang digunakan didalam BPR adalah :
1. Outcome
Analysis yang berfocus pada pemahaman dari produk yang memberikan nilai yang
lebih baik kepada customer.
2. Technology
Analysis yang tujuannya adalah untuk menerapkan bagaimana analis dan manager
untuk membuat list/daftar teknologi apa saja yang akan dibuat atau
dimanfaatkan, untuk selanjutnya menentukan apa yang akan diterapkan didalam
business process.
3. Activity
Elimination. Activity elimination adalah menghilangkan aktifitas yang kurang produktif
dan menggantikannya dengan aktifitas yang produktif.
Langganan:
Postingan (Atom)